Tugas 4 Softskill Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri 4.0

Tugas IV Softskill Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri 4.0

Nama        : Yosua Hadiyanto
NPM         : 16217310
Kelas         : 4EA09

Tugas Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri 4.0

Sistem Keuangan Internasional

Menurut Yuriy Kozak, Sistem keuangan internasional merupakan gabungan dari pasar dan institusi-institusi keuangan yang terkait dengan hukum dan pajak bisnis internasional. Menurut C.M. Adam sistem keuangan internasional didefinisikan sebagai struktur pasar dimana organisasi dan perdagangan yang dilakukan oleh individu mendukung komitmen ekonomi yang dilakukan melewati batas-batas nasional.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem keuangan internasional merupakan sistem yang mengacu pada institusi keuangan serta pelaku di dalamnya yang mengatur prosedur dan hukum terkait kegiatan keuangan internasional yang berdasarkan atas kesepakatan dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Terdapat beberapa beberapa elemen di dalam sistem keuangan internasional berupa sekumpulan subsistem utama ekonomi dunia yang mana berdampak pada penentuan ekonomi nasional dan global. Elemen-elemen tersebut terdiri dari:

1.       Sistem moneter internasional

ditandai oleh komponen seperti mata uang nasional dan cadangan, mata uang kolektif internasional, kondisi konvertibilitas bersama, paritas mata uang, nilai tukar, serta mekanisme aturan nilai tukar nasional dan internasional.

2.       Pasar keuangan internasional

termasuk mata uang, pinjaman dan sekuritas oleh instrumen keuangan tertentu.

3.       Sektor keuangan virtual

yaitu internet banking , online shopping , digital currency , e-money ; Kredit khusus dan Institusi keuangan (seperti dana asuransi pensiun dan kumpulan investor).

4.       Perdagangan ekonomi

berupa bursa saham dan komoditas internasional.

5.       Pelaku ekonomi

terdiri dari negara-negara, bank-bank, perusahaan-perusahaan, TNC dan TNB; yang melakukan operasi untuk menarik investasi asing sebagai sumber modal untuk membiayai investasi mereka berupa penjualan saham atau pinjaman di pasar modal internasional.

 

Valuta Asing

Valuta asing atau valas merupakan pertukaran atau konversi mata uang suatu negara dengan negara lain. Contohnya, seseorang dapat menukar dolar AS dengan euro. Atau juga rupiah dengan dolar AS. Namun untuk mata uang yang akan ditukar akan memiliki rate tersendiri, misalnya 1 dolar AS akan sama dengan Rp. 14.000, maka seseorang dapat menukar uang dolat AS dengan konversi rate yang sudah ditetapkan.

Transaksi valuta asing dapat terjadi di pasar valuta asing, juga dikenal sebagai Pasar Valas. Pasar valas merupakan tempat pertukaran berbagai macam mata uang yang berbeda, tentunya rate/ harga valuta asing berdasarkan kurs. Kurs merupakan harga mata uang yang akan di tukar dengan mata uang lainnya yang berlaku di suatu negara.

 

Sistem Valuta Asing Yang Berlaku

1.       Sistem Kurs Bebas (Floating)

Sistem kurs bebas artinya pembuatan kurs tersendiri dari suatu permintaan dan penawan dari mata uang asing. Sehingga pemerintah tidak ikut campur dalam menentukan kurs mata uang yang kan ditukar.

Misalnya Anda akan belaja di sebuah marketplace yang menerima permintaan dari seluruh dunia. Marketplace tersebut hanya menerima mata uang dolar, kita yang menggunakan mata uang rupiah harus menukarnya terlebih dahulu dengan dolar melalui website marketplace tersebut.

Penetapan Kurs yang ada di marketplace tersebut tidak ada ikut campur dari pemerintah negara tempat tinggal Anda. Sehingga kurs yang ada di marketplace itu disebut dengan kurs bebas. Kurs dalam marketplace juga bisa berubah sewaktu-waktu karena beberapa faktor yang mempengaruhinya.

 

2.       Sistem Kurs Tetap

Sistem kurs tetap ini ada campur tangan dari pemerintah di negara tempat tinggal Anda. Sistem kurs ini juga ditetapkan oleh bank sentral yang secara aktif terlibat dalam transaksi valas.

Dengan ditetapkan oleh pemerintah maka ketika kita ingin menukar uang di bank satu dengan bank yang lainnya, maka kursnya sama. Kemudian pihak bank juga tidak bisa mengubah kurs sendiri sebab ada keterkaitan dengan pemerintah. Jika pihak bank menyimpang dan tidak memenuhi standar maka akan di berikan sanksi.

 

3.       Sistem Kurs Terkendali Atau Terkontrol

Untuk sistem yang ketiga ini, pemerintah atau pihak bank mempunyai kekuasaan dalam menentukan nilai alokasi pemakaian valuta asing yang tersedia. Sehingga pasar valas akan tetap stabil dan tidak akan terjadi banyak inflasi. Sistem ini sangat berguna dalam memantau ketersediannya valuta asing dalam perdangan  kegiatan ekspor dan impor.

 

Fungsi valuta asing

1.       Alat Tukar dan pembayaran Internasional

Valuta asing sangat penting dalam perdanganan internasional seperti ekspor dan impor. Valuta  digunakan sebagai alat dalam melakukan tukar menukar barang atau jasa dengan negara lain.

Misalnya indonesia ingin mengimpor beras dari tiongkok, maka orang tiongkok tidak mau kita bayar dengan rupiah, mereka pasti mau di bayar dengan dolar. Dengan demikian valas berperan dalam transaksi tersebut. Kemudian apabila pemerintah mempunyai utang dengan negara lain maka, cicilan dan bunganya di bayar menggunakan valuta asing.

 

2.       Alat Pengendali Kurs

Dengan adanya pasar valas, maka pemerintah juga dapat mengendalikan kurs. Apakah mata uang negara tersebut melemah atau menguat. Contohnya dengan adanya kurs Rupiah ke dolar kita tahu bahwa nilai tukar rupiah semakin naik atau semakin menurun. Sehingga Kurs dalam valas dijadikan patokan untuk mengendalikan nilai mata uang suatu negara.

 

3.       Alat Memperlancar Perdagangan Internasional

Dengan adanya valuta asing perdangan internasional semakin mudah. Apalagi sekarang, dengan perkembangan teknologi siapa saja dapat melakukan transaksi perdagangan antar negara. Apabila tidak ada valas maka perdagangan internasional dapat terganggu, bahkan tidak bisa melakukan transaksi.

 

Pengaruh Fluktuasi Mata Uang Terhadap Perekonomian

1.       Perdagangan Barang Dagangan

Ini mengacu pada perdagangan internasional seperti ekspor atau impor. Secara umum, mata uang yang lebih lemah akan merangsang ekspor dan membuat impor lebih mahal sehingga bisa mengurangi defisit perdagangan suatu negara dari waktu ke waktu. Depresiasi mata uang domestik adalah alasan utama mengapa bisnis ekspor tetap kompetitif di pasar internasional.

Sebaliknya mata uang yang lebih kuat dapat mengurangi daya saing ekspor dan membuat impor lebih murah sehingga dapat menyebabkan defisit perdagangan semakin besar yang akhirnya melemahkan mata uang. Tapi sebelum ini terjadi, sektor industri yang sangat berorientasi ekspor dapat hancur oleh mata uang yang terlalu kuat.

 

2.       Arus Modal

Modal asing cenderung mengalir ke negara-negara yang memiliki pemerintahan kuat, ekonomi dinamis dan mata uang yang stabil. Suatu negara perlu memiliki mata uang yang relatif stabil untuk menarik modal asing. Jika tidak, maka prospek kerugian kurs yang ditimbulkan oleh depresiasi mata uang dapat menghalangi investor asing.

Arus modal dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) dan investasi portofolio asing. FDI adalah kondisi di mana investor asing mengambil saham di perusahaan yang ada atau membangun fasilitas baru di luar negeri. Sedangkan investasi portofolio asing adalah kondisi di mana investor asing berinvestasi di sekuritas luar negeri.

Arus modal dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) dan investasi portofolio asing. FDI adalah kondisi di mana investor asing mengambil saham di perusahaan yang ada atau membangun fasilitas baru di luar negeri. Sedangkan investasi portofolio asing adalah kondisi di mana investor asing berinvestasi di sekuritas luar negeri.

FDI adalah sumber pendanaan penting untuk pertumbuhan ekonomi seperti India dan China yang pertumbuhannya bisa terhambat jika tidak ada modal yang tersedia. Pemerintah sendiri lebih suka investasi FDI daripada investasi portofolio asing, karena yang terakhir seringkali mirip dengan uang panas yang bisa meninggalkan negara saat kondisi menjadi sulit. Fenomena inilah yang biasa disebut “capital flight”. Kondisi ini bisa dipicu oleh kejadian negatif termasuk devaluasi mata uang

 

3.       Inflasi

Mata uang yang terdevaluasi dapat menghasilkan inflasi impor untuk negara-negara yang menjadi importir substansial. Penurunan 20% dalam mata uang domestik dapat mengakibatkan produk impor memakan biaya 25% lebih banyak karena penurunan 20% berarti membutuhkan kenaikan sekitar 25% untuk kembali ke titik awal.

 

4.       Suku Bunga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tingkat suku bunga adalah kunci pertimbangan untuk sebagian besar bank sentral saat akan menetapkan kebijakan moneter. Mata uang domestik yang kuat akan memberikan hambatan pada ekonomi untuk mencapai hasil akhir yang sama dengan kebijakan moneter yang lebih ketat. Selain itu pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut saat mata uang domestik sudah terlalu kuat dapat memperburuk masalah ini.


sumber :

https://www.valasonline.com/fluktuasi-mata-uang/

https://www.valasonline.com/pengaruh-fluktuasi-mata-uang/

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-sistem-keuangan-internasional/123477

https://cpssoft.com/blog/akuntansi/pengertian-valuta-asing-sistem-dan-fungsinya-dalam-bisnis/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas 10 Softskill Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri 4.0

Tugas 5 Softskill Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri 4.0

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INGGRIS II